Dikutip dari OTOMOTIFNET - Busi merupakan
muara terakhir dari sistem pengapian. Komponen ini termasuk sangat vital
perannya dalam menciptakan pembakaran yang sempurna di ruang bakar.
Meski derajat pengapian sudah tepat dan koilnya bagus,
namun kalau kinerja businya enggak optimal maka power mesin tak akan keluar maksimal.
TERGANTUNG MATERIAL
Menurut Andi Agus, kepala mekanik Kawasaki se-Jabodetabek, peran komponen pemercik api di ruang bakar ini mampu memperbaiki tenaga mesin hingga 20%.
namun kalau kinerja businya enggak optimal maka power mesin tak akan keluar maksimal.
TERGANTUNG MATERIAL
Menurut Andi Agus, kepala mekanik Kawasaki se-Jabodetabek, peran komponen pemercik api di ruang bakar ini mampu memperbaiki tenaga mesin hingga 20%.
“Terutama power band-nya (jadi lebih
luas). Efeknya, dapat meningkatkan akselerasi motor dan membuat konsumsi
bahan bakar jadi lebih irit,” ujar Andi saat ditemui dalam gelaran
Indoprix baru-baru ini (2-4/4) di Sirkuit Sentul, Jabar.
Jadi, coba deh periksa kondisi busi motor Anda. Apakah masih baik atau sudah turun performanya? Bisa dilihat kok dari percikan apinya. “Percikan yang bagus berwarna biru. Itu pertanda loncatan apinya kuat,” tukas Handy Hariko, Deputi GM technical service PT Astra Honda Motor (AHM).
Jadi, coba deh periksa kondisi busi motor Anda. Apakah masih baik atau sudah turun performanya? Bisa dilihat kok dari percikan apinya. “Percikan yang bagus berwarna biru. Itu pertanda loncatan apinya kuat,” tukas Handy Hariko, Deputi GM technical service PT Astra Honda Motor (AHM).
Selain itu, percikannya juga tidak boleh
berpijar. Makin fokus loncatan apinya, maka akan makin baik
kemampuannya membakar campuran gas.
Sayang, untuk mendapat loncatan api seperti ini, tidak mudah didapat bila masih pakai busi standar. “Biasanya mesti ganti busi bermaterial lebih baik dalam menghantar listrik,” urai Handy.
Sayang, untuk mendapat loncatan api seperti ini, tidak mudah didapat bila masih pakai busi standar. “Biasanya mesti ganti busi bermaterial lebih baik dalam menghantar listrik,” urai Handy.
Oh ya, busi-busi standar bawaan motor
umumnya terbuat dari bahan nikel. Sementara yang materialnya lebih
tinggi dari itu (lebih baik kemampuan menghantar listriknya) antara lain
platinum dan iridium.
TDR Twin Iridium, bahan iridiumnya tak hanya di center electroda. Tapi juga di ground electroda | Bahan platinum dan iridium kemampuan menghantar listriknya lebih baik dari busi standar berbahan nikel |
Bahkan ada juga yang pakai bahan
campuran emas (GSP Busi Mas) atau perak (Autolite). Namun kedua bahan
itu kemampuan menghantar listriknya dianggap masih tak sebagus platinum
dan iridium. Oh ya, material-material itu umumnya dipakai pada bagian
center electrode busi. Karena bagian inilah yang menghantar loncatan
api.
Nah, busi jenis platinum dan iridium
untuk motor di pasaran dah lumayan banyak. Tapi ya itu, harganya sudah
pasti lebih mahal dari busi standar. Tapi tak sampai menguras isi dompet
kok. Produk-produk yang pakai platinum antara lain Denso, NGK dan
Splitfire. Banderolnya sekitar Rp 20–30 ribuan.
“Untuk mesin standar, sebenarnya sudah cukup pakai busi jenis ini (platinum),” kata Redi Maulana, kru Junior Motorsport (JMS) di Cibinong, Jabar. Tapi kalau pengin hasil pembakarannya lebih baik lagi, bisa pakai yang jenis iridium. Busi dengan material di atas platinum ini selain Denso dan NGK, ada juga merek TDR. Banderolnya Rp 90 ribuan.
Tapi untuk Denso dan NGK, harga segitu khusus yang tipe iridium biasa (kalau Denso yang Iridium Power). Sedang TDR untuk yang tipe Super Iridium dan Super Iridium Half Project. Soalnya, ada lagi tipe yang lebih mahalnya. Bisa dibilang tipe premiumnya lah. Pada Denso yaitu tipe Iridium Racing yang banderolnya bisa mencapai Rp 350 ribu.
“Untuk mesin standar, sebenarnya sudah cukup pakai busi jenis ini (platinum),” kata Redi Maulana, kru Junior Motorsport (JMS) di Cibinong, Jabar. Tapi kalau pengin hasil pembakarannya lebih baik lagi, bisa pakai yang jenis iridium. Busi dengan material di atas platinum ini selain Denso dan NGK, ada juga merek TDR. Banderolnya Rp 90 ribuan.
Tapi untuk Denso dan NGK, harga segitu khusus yang tipe iridium biasa (kalau Denso yang Iridium Power). Sedang TDR untuk yang tipe Super Iridium dan Super Iridium Half Project. Soalnya, ada lagi tipe yang lebih mahalnya. Bisa dibilang tipe premiumnya lah. Pada Denso yaitu tipe Iridium Racing yang banderolnya bisa mencapai Rp 350 ribu.
Berdasarkan hasil riset, Denso Iridium memiliki diameter center electroda terbaik saat ini yang mampu menciptakan loncatan api paling fokus |
Ada juga yang pakai bahan emas atau perak, namun tidak sebaik platinum dan iridium |
“NGK juga punya tipe premium. Harganya
hampir sama kayak Denso Iridium Racing,” beber Hasyim Sonedi, chief
mekanik divisi racing AHRS. Namun tipe ini, sesuai namanya, hanya
dipakai untuk keperluan balap. Karena hanya mengusung spesifikasi dingin
alias buat mesin berkompresi tinggi. Sementara jenis iridium biasa,
tersedia sampai yang spek panas.
Sedang tipe hi-end andalan TDR yakni Twin Iridium. “Material iridiumnya tak cuma di center electroda. Di ground elektrodanya juga pakai. Sehingga daya hantar listriknya bakal lebih baik,” klaim Benny Rahmawan dari bagian R&D PT Mitra2000, pemegang merek TDR.
Sedang tipe hi-end andalan TDR yakni Twin Iridium. “Material iridiumnya tak cuma di center electroda. Di ground elektrodanya juga pakai. Sehingga daya hantar listriknya bakal lebih baik,” klaim Benny Rahmawan dari bagian R&D PT Mitra2000, pemegang merek TDR.
Banderolnya tak semahal NGK premium atau
Denso Iridium Racing, yakni Rp 125 ribu. Menurut Benny, beberapa tim
balap motocross sudah ada yang menggunakannya.
Meski begitu, di arena balap produk yang paling banyak dipakai adalah merek Denso. Karena produk ini dianggap punya center electroda dengan diameter paling baik atau paling fokus dalam menghantar listrik, yaitu sebesar 0,4 mm. Sehingga loncatan apinya jadi lebih kuat. Sementara produk-produk lain rata-rata di atas 0,4 mm.
Menurut Doddy Hardianto, ass. marketing manager PT Denso Sales Indonesia (DSI) selaku produsen busi Denso di Tanah Air, diameter segitu merupakan hasil riset terbaik saat ini. “Denso sudah mematenkannya. Jadi merek lain tidak bisa menirunya. Harus ada izin dari prinsipal Denso,” jelasnya.
bagaimana jika ini di apply ke Honda CB150R Streetfire??? Ada yang sudah coba???
Meski begitu, di arena balap produk yang paling banyak dipakai adalah merek Denso. Karena produk ini dianggap punya center electroda dengan diameter paling baik atau paling fokus dalam menghantar listrik, yaitu sebesar 0,4 mm. Sehingga loncatan apinya jadi lebih kuat. Sementara produk-produk lain rata-rata di atas 0,4 mm.
Menurut Doddy Hardianto, ass. marketing manager PT Denso Sales Indonesia (DSI) selaku produsen busi Denso di Tanah Air, diameter segitu merupakan hasil riset terbaik saat ini. “Denso sudah mematenkannya. Jadi merek lain tidak bisa menirunya. Harus ada izin dari prinsipal Denso,” jelasnya.
bagaimana jika ini di apply ke Honda CB150R Streetfire??? Ada yang sudah coba???
Penulis/oto: Dic / Salim
Blm ada referensi yg pas,gk brani nyoba.... ada efek negatifny gk ya klo dpke dlm janka wkt yg lama...
BalasHapusPerak dan emas lebih baik daya hantar listriknya, tapi iridium lebik tahan terhadap panas yang tinggi, makanya iridium lebih sering digunakan untuk bahan inti busi.
BalasHapusW udh pernah .cobain busi daytona.untuk mesin standart cb150r.lumayan tpi blm tau brapa lma umurnya?.mohon pencerahan nya
BalasHapusKemarin beli busi NGK CPR6EA-9 bsa gk d i plikasikan ke motor cb150r old?? Trimakasih
BalasHapus